Jika
dilihat dari segi manajemen, salah satu potensi besar bagi bangsa ini adalah
sektor pariwisata. Pariwisata selama ini merupakan salah satu potensi yang
menjadikan negeri ini dikenal di percaturan global, data terakhir Indonesia
menempati peringkat 74 pariwisata dunia dari 139 negara, menurut World Economic
Forum (WEF). Ini merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia dalam mengembangkan
sektor pariwisata sebagai sektor andalan untuk pemasukan pendapatan negara dan
kesejahteraan masyarakat yang saat ini berjumlah lebih dari 220 juta jiwa.
Potensi Indonesia untuk menjadi salah satu negara tujuan wisata utama dunia
tidak disangsikan lagi. Hal ini dikarenakan potensi pariwisata Indonesia yang
besar, seperti kekayaan alam, keanekaragaman budaya dan bahasa daerah, jumlah
penduduk yang saat menduduki urutan ketiga terbesar di dunia, merupakan
berbagai kekuatan yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia berpeluang
untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan bagi pendapatan
Negara dan kesejahteraan masyarakat. Namun, kondisi saat ini, posisi daya saing
sektor pariwisata Indonesia semakin menurun. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya
indeks daya saing baik daya saing yang mengindikasi bahwa masih ada
kendala-kendala yang perlu ditangani, salah satunya terkait pengelolaan SDM.
Menurut The Travel &Tourism Competitive Index, Indikator SDM Pariwisata
Indonesia menduduki peringkat ke 42 dari 133 negara. Keunggulan Indonesia
terletak pada indikator Daya Saing Harga (Price Competitiveness) yang berada
pada peringkat ke 3 dan Prioritas terhadap Industri Pariwisata di peringkat ke
10 (WEF, 2009). Di banyak negara, dalam proses perencanaan dan pengembangan kepariwisataan,
pembahasan tentang SDM yang dibutuhkan dalam pelayanan kegiatan kepariwisataan
yang benar dan efektif seringkali mendapat perhatian yang rendah. Dalam
beberapa kasus, bahkan sama sekali diabaikan. Hal tersebut mengakibatkan
timbulnya permasalahan serius dalam industri kepariwisataan, dan memungkinkan
terhalangnya partisipasi masyarakat setempat dalam kegiatan ekonomi yang
dikembangkan dari pengembangan kepariwisataan.Untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai peran dan kondisi SDM dalam industri pariwisata, maka pada
pembahasan ini akan mengidentifikasi dan merumuskan pengertian SDM pariwisata,
jenis dan klasifikasinya, peranannya terhadap perkembangan industri pariwisata,
posisi daya saing dan kebutuhan di masa yang akan datang. Dalam strategi
pemasaran ada beberapa negara yang dijadikan sebagai pasar baru bagi Indonesia,
yaitu negara-negara Cina, Timur Tengah, India, dan Rusia. Negara-negara
tersebut diambil karena mulai menunjukkan pertumbuhan kunjungan wisatawan yang
cukup signifikan dari waktu ke waktu. Sejak 10 tahun terakhir jumlah Kunjungan
dari negara-negara tersebut terus tumbuh, dan tidak terlalu dipengaruhi oleh
kondisi Indonesia paska bom Bali I dan Bali II. Selain itu, wisatawan dari
negara-negara tersebut juga memberikan kontribusi yang sangat baik dalam
pembelanjaan selama kunjungannya di Indonesia. Sementara kontribusi terbesar
dalam pembelanjaan dari yang terbesar sampai terkecil yaitu Timur Tengah,
Rusia, India, dan Cina. Dan rata-rata pengeluaran wisatawan dari negara-negara
sebagai pasar wisata yang baru bagi Indonesia tersebut memberikan kontribusi
terhadap devisa karena membelanjakan uangnya dengan nilai yang cukup tinggi per
satu kali kunjungannya. Pariwisata merupakan salah satu sektor dengan tingkat
kecepatan pertumbuhan yang sangat dinamis dalam perekonomian global, terutama
di negara-negara maju. Bahkan pariwisata telah menjadi leading sector di banyak
negara dan telah berhasil dalam mendatangkan investasi asing, sehingga
pariwisata mampu menjadi generator dalam memicu dinamika pembangunan suatu
negara. WTO (Organisasi Pariwisata Dunia) bahkan telah memprediksikan bahwa
pariwisata merupakan industri terbesar yang tumbuh di abad 21 dengan perkiraan
mencapai 1,6 milliar wisatawan pada tahun 2020, dengan kemampuan pembelanjaan
mencapai US$ 2 triliun (atau meningkat 5 kali lipat dibandingkan kondisi pada
tahun 2005 yang hanya mencapai US$ 445 miliar. Dengan fenomena tersebut di
atas, maka akan semakin meningkatkan gejolak persaingan baik pada tingkat
regional maupun wisatawan baik dalam hal
acquisition, satisfaction dan retention. Dan hal tersebut akan berimplikasi
kepada posisi Indonesia dalam kancah persaingan pariwisata dunia. Semakin
disadari bahwa dinamika perkembangan kepariwisataan di masa mendatang akan
dihadapkan pada kompetisi yang semakin ketat, baik dalam aspek pemasaran maupun
pengembangan produk. Kondisi tersebut akan terjadi di seluruh destinasi di
penjuru dunia tanpa terkecuali termasuk Indonesia.
Sementara pada masa orde baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh secara perlahan. Dalam strategi pemasaran ada beberapa negara yang dijadikan sebagai pasar baru bagi Indonesia, yaitu negara-negara Cina, Timur Tengah, India, dan Rusia. Negara-negara tersebut diambil karena mulai menunjukkan pertumbuhan kunjungan wisatawan yang cukup signifikan dari waktu ke waktu. Sejak 10 tahun terakhir jumlah Kunjungan dari negara-negara tersebut terus tumbuh, dan tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi Indonesia paska bom Bali I dan Bali II. Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mengadakan programTahun Kunjungan Indonesia 2008 untuk meningkatkan jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia, selain itu program ini sekaligus untuk memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan untuk program ini sebesar 15 juta dolar Amerika Serikat yang sebagian besar digunakan untuk program pengiklanan dalam maupun luar negeri. Hasil dari program ini adalah peningkatan jumlah wisatawan asing yang mencapai 6,2 juta wisatawan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,5 juta wisatawan. Sebagai upaya dalam meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia melanjutkan program “Tahun Kunjungan Indonesia” di tahun 2009 dengan target 6,4 juta wisatawan dan perolehan devisa sebesar 6,4 miliar dolar Amerika Serikat, sedangkan pergerakan wisatawan nusantara (wisnu) ditargetkan 229,95 juta perjalanan dengan total pengeluaran lebih dari 128,77 triliun rupiah. Program ini difokuskan ke “pertemuan, insentif, konvensi, dan pertunjukan serta wisata laut”. Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia mencanangkan kembali “Tahun Kunjungan Indonesia serta Tahun Kunjung Museum 2010″. Program ini dilakukan untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap museum dan meningkatkan jumlah pengunjung museum. Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia menetapkan Wonderful Indonesia sebagai manajemen merek baru pariwisata Indonesia, sementara untuk tema pariwisata dipilih “Eco, Culture, and MICE“. Logo pariwisata tetap menggunakan logo “Tahun Kunjungan Indonesia” yang dipergunakan sejak tahun 2008. (Editor : Rafans Manado – Dari berbagai sumber),-. Hingga kini jumlah wisatawan ke Indonesia terus bertambah. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juni 2012 jumlah wisawatan mancanegara yang berkunjung ke Tanah Air mencapai 695.531 orang. Kenaikan ini terus terjadi. Bahkan pada bulan juli 2012 mencapai 701,2 ribu. Walaupun pada bulan Agustus 2012 sempat terjadi penurunan 9,56 persen menjadi 634.200 orang dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini merupakan sesuatu yang wajar karena itu disebabkan mereka menunda kunjungan. Menurut data BPS yang dikutip detikTravel, Rabu (5/9/2012), turis dari 5 negara ini adalah yang paling sering berlibur ke Indonesia, Singapura, Australia, Malaysia, China dan Jepang.
Dalam
dasawarsa terakhir ini banyak negara berkembang menaruh perhatian yang khusus
terhadap industri pariwisata. Hal ini jelas kelihatan dengan banyaknya program
pengembangan kepariwisataan di negara tersebut. Negara yang satu seolah-olah
hendak melebihi negara yang lain untuk menarik kedatangan lebih banyak
wisatawan, lebih banyak tinggal dan lebih banyak menghamburkan uangnya. Sayang
bahwa banyak program kurang masak dipertimbangkan, khususnya mengenai
keuntungan yang akan diperoleh apakah lebih besar daripada perusakan yang
ditimbulkannya. Dalam hal mencari tempat-tempat rekreasi ada kecendrungan untuk
menjadikan cahaya matahari dan laut untuk menjadi daya tarik wisata. Dengan
cara demikian potensi yang dimiliki dapat dikembangkan sebagai aktivitas
perekonomian dalam membangun kepariwisataan menjadi sesuatu yang mudah untuk
dapat menghasilkan devisa yang sifatnya quick yielding.
Disamping
itu kita mengetahui, bahwa bahan baku industri pariwisata tidak akan pernah
habis-habis, sedangkan bahan baku industri lain terbatas. Untuk menggalakkan
pembangunan perekonomian dengan suatu pertumbuhan yang berimbang kepariwisataan
dapat diharapkan memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan sebagai
katalisator untuk mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap.
Seperti terjadi pada sektor lain, kebijakan pemerintah pada sektor pariwisata
ada yang memberikan dampak langsung dan ada pula yang memberikan dampak tidak
langsung. Selain dari hal diatas ada kemungkinan suatu kebijakan ekonomi pemerintah
memberikan dampak langsung pada sektor lain tetapi dapat memberikan dampak
tidak langsung bagi sektor pariwisata. Tujuan pokok dari kebijakan ekonomi
pemerintah terhadap pariwisata adalah untuk memaksimalkan kontribusi pariwisata
terhadap ekonomi nasional. Tujuan kontribusi ini termasuk :
(a)
Optimalisasi kontribusi dalam neraca pembayaran
(b)
Menyiapkan perkembangan ekonomi regional dan neraca pembayaran regional.
(c)
Menyiapkan tenaga kerja
(d)
Peningkatan dan pendistribusian pendapatan.
(e)
Kontribusi terhadap kesejahteraan sosial
(f)
Memaksimalkan peluang pendapatan fiscal
Di
dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana
secara menyeluruh , sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi
masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan cultural. Perencanaan tersebut
harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program
pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Di samping itu,
rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah,
untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah
dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan
infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk
fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta,
pengaturan dan promosi umum ke luar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir
diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang perlu
diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan infrasruktur dan sarana-sarana
pariwisata. Pemerintah dalam pariwisata digambarkan sebagai berikut :
REGULASI
Lisensi,
perencana, klasifikasi system, pengupahan
PENERIMAAN
Pajak,
Retribusi
PENGELUARAN
Infrastruktur,
Investasi, bantuan, pinjaman
REDISTRIBUSI
Pajak,
kesejahteraan, pelatihan
EKONOMI
Pemasok
Konsumen
2. Pajak dalam Pariwisata
Banyak
pemerintah memanfaatkan pariwisata sebagai :
-
Sumber pendapatan
-
Sumber biaya bagi sektor lain.
Tetapi
di beberapa negara pariwisata masih tidak menonjol aktivitas kegiatan sehingga
peranan dalam perolehan pendapatan tidak terperhatikan. Sebaliknya dalam rangka
otonomi daerah , pariwisata banyak diandalkan sebagai unsure utama dalam PAD.
Pajak dalam pariwisata bisa dalam bentuk :
-
Pajak atas produk pariwisata biasa dalam bentuk
-
Pajak dibebankan kepada konsumen yang bertindak sebagai wisatawan
-
Pajak dibebankan kepada pemakai jasa pariwisata.
Beberapa
negara mengatur pajak atas lalu lintas perjalanan terutama untuk perjalanan
keluar.
-
Indonesia menerapkan pembayaran fiskal (hakekatnya sama dengan pajak/bagi warga
negaranya yang bepergian keluar)
-
Paraguay dann Venezuela memberlakukan pajak kedatangan (arrival tour) bagi
semua wisatawan.
-
Hampir semua negara memberlakukan pajak keberangkatan (departure tax) dalam
bentuk airport tax / harbour tax.
3.
Pengeluaran Pemerintah dalam Pariwisata
Dari
satu sisi pemerintah memperoleh pendapatan dari pariwisata, tetapi disisi lain
pemerintah banyak mengeluarkan untuk pariwisata. Tiga pengeluaran besar
pemerintah bagi pariwisata adalah :
-
Investasi dan pemeliharaan infrastruktur
-
Fasilitas pengembangan pariwisata
-
Pemasaran pariwisata
Investasi
infrastruktur pada umumnya disiapkan pemerintah bagi kepentingan ekonomi
seluruh sektor tidak hanya sektor pariwisata saja. Hanya bagian kecil dalam
aktivitas pariwisata infrastrukturnya dibangun oleh sektor pariwisata.
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mendukung sepenuhnya pengembangan
pariwisata, karena melihat akan tumbuhnya pendapatan dari kegiatan pariwisata
yang terwujud dari adanya pengembangan tersebut. Untuk ini pemerintah akan
memberi bantuan pengeluaran bagi pengembangan pariwisata tersebut. Pengeluaran
pemerintah dalam pengembangan pariwisata :
a.
Pengeluaran langsung :
-
Subsidi / bantuan
-
Partisipasi pemerintah dalam menyeimbangkan pembangunan
-
Bunga Bank
-
Bantuan bagi penelitian
-
Bantuan bagi pendidikan dan pelatihan
b.
Reduksi dari reabilitas
-
Reduksi pajak
-
Bebas – pajak bagi barang / jasa tertentu
c.
Jaminan / Garansi
-
Jaminan atas pinjaman komesrsial
-
Jaminan ijin atas pekerja asing
Pengeluaran
bagi pemasaran pariwisata yang dikerjakan pemerintah, antara lain untuk :
-
Riset dan kegiatan pemasaran (NTO)
-
Public Relation
-
Iklan dan promosi lainnya
-
Komunikasi dan distribusinya
-
Pengembangan produk
4.
Pengawasan Ekonomi Dalam Pariwisata
Pemerintah
turut campur dalam sektor pariwisata untuk tujuan perlindungan terhadap
konsumen dengan membuat peraturan (memperbaiki peraturan lama / melakukan
deregulasi) menyangkut :
a.
Peraturan perlindungan terhadap konsumen
b.
Peraturan tentang keteraturan pemasaran
Peraturan
tersebut diatas mengemukakan jaminan atas :
-
Pemasok barang / jasa
-
Kuantitas barang / jas serta uang yang diperdagangkan
-
Harga yang diciptakan
-
Kondisi barang / jasa yang diperdagangkan
-
Pembayaran (perlindungan atas pembayaran dimuka)
-
Lisensi usaha berfungsi sebagai perlindungan konsumen
-
Klasifikasi fasilitas akomodasi
-
Pengaturan harga atas pasokan produk
Deregulasi
dalam pariwisata (perjalanan) ini memberikan dampak yang bermanfaat bagi
konsumen dalam hal :
-
Penurunan tarif transportasi (udara) dengan penurunan biaya promosi, membuat
konsumen lebih bergairah mengadakan perjalanan.
-
Integrasi antar perusahaan perjalanan atau integrasi antar perusahaan
perjalanan dengan perusahaan komponen paket wisata lainnya akan menimbulkan
suatu produk yang bersaing dengan produk paket wisata biasa.
-
Peraturan subsidi silang antar rute penerbangan dengan rute penerbangan yang
tidak menguntungkan akan menyebabkan keberlangsungan operasi penerbangan bagi
kedua rute tersebut.
Sumber :
http://tabeatamang.wordpress.com/2012/08/14/sejarah-perkembangan-pariwisata-indonesia/
http://emperordeva.wordpress.com/about/peranan-pemerintah-dalam-pariwisata/
http://www.beritasatu.com/ekonomi/63618-juni-jumlah-wisman-meningkat.html
http://abeacheagle.blogspot.com/
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/01/1649152/Agustus.Wisatawan.Asing.ke.Indonesia.Turun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar